Kebijakan perdagangan terbaru yang diumumkan oleh pemerintah Amerika Serikat memicu Fluktuasi di pasar keuangan global. Diketahui, mulai 1 Agustus, semua produk impor dari Jepang dan Korea Selatan akan dikenakan tarif sebesar 25%. Keputusan mendadak ini segera memicu reaksi kuat di kalangan keuangan internasional, harga saham di industri terkait turun, dan pasar forex serta futures juga mengalami Fluktuasi yang tajam.
Meskipun keputusan ini tampak tiba-tiba, sebenarnya sudah ada tanda-tanda sebelumnya. Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat telah mengalami gesekan dalam perdagangan dengan Jepang dan Korea Selatan, dan Amerika Serikat selalu berada dalam posisi defisit perdagangan. Keputusan untuk menambah tarif ini tampaknya merupakan tindakan tegas yang diambil Amerika Serikat untuk membalikkan situasi ini. Namun, kebijakan ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa disesuaikan. Pihak Amerika menyatakan bahwa jika Jepang dan Korea Selatan dapat lebih membuka pasar dan menghapus beberapa pembatasan perdagangan, Amerika Serikat mungkin akan mempertimbangkan untuk menurunkan tarif. Sebaliknya, jika Jepang dan Korea Selatan mengambil langkah-langkah balasan, Amerika Serikat mungkin akan meningkatkan tarif lebih lanjut dari 25%.
Setelah pengumuman berita, nilai tukar yen dan won terhadap dolar AS turun tajam, dan pasar saham kedua negara juga mengalami pukulan berat. American Depositary Receipts (ADR) dari produsen mobil Jepang mengalami penurunan signifikan, dengan Toyota turun lebih dari 4% dan Nissan bahkan anjlok lebih dari 7%, mencatatkan kinerja terburuk dalam beberapa bulan terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan Korea Selatan juga mengalami penurunan yang tajam, dengan banyak perusahaan yang berorientasi ekspor mengalami kerugian besar.
Dalam konteks ekonomi global yang sangat saling bergantung saat ini, kebijakan tarif Amerika Serikat ini tidak hanya berdampak pada Jepang dan Korea Selatan, tetapi juga memicu kekhawatiran umum di pasar global. Pemerintah, perusahaan, dan investor di berbagai negara sedang memantau perkembangan lebih lanjut untuk mengevaluasi kemungkinan dampak dan merumuskan strategi respons. Peristiwa ini sekali lagi menyoroti kompleksitas dan kerentanan hubungan perdagangan internasional, serta mengingatkan kita untuk memperhatikan dampak mendalam dari perubahan kebijakan ekonomi global terhadap pasar keuangan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
25 Suka
Hadiah
25
7
Bagikan
Komentar
0/400
VCsSuckMyLiquidity
· 07-10 15:59
Ini adalah contoh klasik dari pembulian perdagangan.
Lihat AsliBalas0
MEV_Whisperer
· 07-10 04:14
Kenaikan suku bunga atau pajak memang harus melihat kepada Amerika.
Lihat AsliBalas0
GweiWatcher
· 07-07 19:47
Satu koin akhirnya datang
Lihat AsliBalas0
LiquidityWhisperer
· 07-07 19:46
Terlentang makan semangka menunggu big dump
Lihat AsliBalas0
GasFeeTears
· 07-07 19:37
Siapa yang mengajarkan Biden sekeras ini?
Lihat AsliBalas0
ZKSherlock
· 07-07 19:33
sebenarnya... volatilitas pasar ini menunjukkan pola asimetri informasi yang sempurna yang terlihat dalam implementasi zk-snark
Kebijakan perdagangan terbaru yang diumumkan oleh pemerintah Amerika Serikat memicu Fluktuasi di pasar keuangan global. Diketahui, mulai 1 Agustus, semua produk impor dari Jepang dan Korea Selatan akan dikenakan tarif sebesar 25%. Keputusan mendadak ini segera memicu reaksi kuat di kalangan keuangan internasional, harga saham di industri terkait turun, dan pasar forex serta futures juga mengalami Fluktuasi yang tajam.
Meskipun keputusan ini tampak tiba-tiba, sebenarnya sudah ada tanda-tanda sebelumnya. Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat telah mengalami gesekan dalam perdagangan dengan Jepang dan Korea Selatan, dan Amerika Serikat selalu berada dalam posisi defisit perdagangan. Keputusan untuk menambah tarif ini tampaknya merupakan tindakan tegas yang diambil Amerika Serikat untuk membalikkan situasi ini. Namun, kebijakan ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa disesuaikan. Pihak Amerika menyatakan bahwa jika Jepang dan Korea Selatan dapat lebih membuka pasar dan menghapus beberapa pembatasan perdagangan, Amerika Serikat mungkin akan mempertimbangkan untuk menurunkan tarif. Sebaliknya, jika Jepang dan Korea Selatan mengambil langkah-langkah balasan, Amerika Serikat mungkin akan meningkatkan tarif lebih lanjut dari 25%.
Setelah pengumuman berita, nilai tukar yen dan won terhadap dolar AS turun tajam, dan pasar saham kedua negara juga mengalami pukulan berat. American Depositary Receipts (ADR) dari produsen mobil Jepang mengalami penurunan signifikan, dengan Toyota turun lebih dari 4% dan Nissan bahkan anjlok lebih dari 7%, mencatatkan kinerja terburuk dalam beberapa bulan terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan Korea Selatan juga mengalami penurunan yang tajam, dengan banyak perusahaan yang berorientasi ekspor mengalami kerugian besar.
Dalam konteks ekonomi global yang sangat saling bergantung saat ini, kebijakan tarif Amerika Serikat ini tidak hanya berdampak pada Jepang dan Korea Selatan, tetapi juga memicu kekhawatiran umum di pasar global. Pemerintah, perusahaan, dan investor di berbagai negara sedang memantau perkembangan lebih lanjut untuk mengevaluasi kemungkinan dampak dan merumuskan strategi respons. Peristiwa ini sekali lagi menyoroti kompleksitas dan kerentanan hubungan perdagangan internasional, serta mengingatkan kita untuk memperhatikan dampak mendalam dari perubahan kebijakan ekonomi global terhadap pasar keuangan.